Kamis, 14 Januari 2016

PERTEMUAN AIR TAWAR DAN AIR ASIN DILAUTAN MENURUT AL-QUR’AN DAN SAINS

PERTEMUAN AIR TAWAR DAN AIR ASIN DILAUTAN
MENURUT AL-QUR’AN DAN SAINS

A. Pendahuluan
Al-Qur’an adalah kitab induk, rujukan utama bagi segala rujukan, sumber dari segala sumber, basis bagi segala sains dan ilmu pengetahuan, sejauhmana keabsahan ilmu harus di ukur standarnya adalah al-Qur’an. Ia adalah kitab induk ilmu pengetahuan, di mana tidak ada satu perkara apa pun yang terlewatkan.[1]
Kemudian dari pada itu, banyak ilmuan yang mengkorelasikan penemuan-penemuannya dengan al-Qur’an. Banyak pula ahli tafsir yang menyimpulkan bahwa di dalam al-Qur’an ini menyimpan kunci berbagai pengetahuan yang mungkin akan terkuak pada kemudian hari. Salah satunya dalam surah Ar-Rahmaan [55] ayat 19-20 :
ylttB Ç`÷ƒtóst7ø9$# Èb$uÉ)tGù=tƒ ÇÊÒÈ   $yJåks]÷t/ Óˆyöt/ žw Èb$uÉóö7tƒ ÇËÉÈ  
Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.[2]
Dari beberapa uraian di atas, penulis merasa tertarik, akan adanya keterangan dua lautan yang mengalir kemudian bertemu keduanya, dan kemudian penulis ingin mencoba menelusuri bagaimana keterangan tersebut dipandang dari Al-Qur’an/Tafsir dan Sains. Maka penulis mencurahkan kegelisahannya dalam sebuah makalah yang berjudul : Pertemuan Air Tawar dan Air Asin Dilautan Menurut al-Qur’an dan Sains.


B. Pengertian Laut
Laut di pandang dari segi etimologi berasal dari kata al-Bahr  dari huruf al-ba’ al-ha’ dan al-ra’ sehingga terbaca al-Bahru (البحر) yang artinya : sesuatu yang luas dan dalam.[3] Sedangkan dalam Kamus al-Munawwir  dinyatakan bahwa kata al-Bahr, merupakan jamak dari kata abhuru, buhuru, biharu yang berarti laut.[4] Selanjutnya, dalam Kamus Bahasa Indonesia dikatakan bahwa laut itu adalah kumpulan air asin (dalam jumlah yang banyak dan luas) yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau-pulau.[5]
Dari pengertian kata al-Bahr di atas, maka penulis mengistilahkan secara terminologi bahwa laut adalah suatu tempat yang amat luas dan dalam yang digenangi oleh air yang asin. Di dalam laut, terdapat pula makhluk hidup yang disebut binatang laut, bahkan ditemukan pula banyak jenis tumbuh-tumbuhan di dalamnya.
Laut ini, terbentang begitu luas dan amat dalam sehingga ia memisahkan daratan dengan daratan lainnya. Karena demikian halnya, maka pada satu sisi ia membela suatu samudra, sehingga ada yang disebut dengan samudra Fasifik, samudera Atlantik dan Samudera India. Pada sisi lain, laut ini membatasi antara pulau dengan pulau, antara benua dengan benua, yang hanya dapat dilalui dengan alat perhubungan laut atau melintasinya dengan perhubungan udara.[6]
Dengan demikian, penulis dapat merumuskan bahwa kata laut di dalam al-Quran diistilahkan dengan al-Bahr dan memiliki istilah lain, yakni al-Yammu. Kedua istilah tersebut, akan dikemukan dalam berbagai ayat al-Quran pada sub bab berikutnya.

C. Ayat-Ayat Tentang Laut (al-Bahr)
Dalam kamus Al-Mu’jam al-Mufahras li Alfaz al-Qur’an al-Karim karya Abd. al-Baqy, ditemukan ayat-ayat tentang al-Bahr  terdapat dalam ; QS. al-Baqarah (2) 50, 164; QS. al-Maidah (5(: 96; QS. al-An’am (6): 59, 63, 97; QS. al-A’raf (7): 138, 163; QS. Yunus (10): 22, 90; QS. Ibrahim (14): 32; QS. al-Nahl (16): 14; QS. Bani Israil (17): 66, 67, 70; QS. al-Kahfi (18): 60, 61, 63, 63, 79, 109; QS. Thaha (20): 77; QS. al-Hajj (22): 65: QS. al-Nur (24): 40; QS. al-Furqan (25): 53; QS. al-Syura (26): 63; QS. al-Naml (27): 61, 63; QS. al-Rum (30): 41; QS. Luqman (31): 27, 31; QS. Fathir (35): 12; QS. al-Syura (42): 32; QS. al-Dukhan (44): 24; QS. al-Jatsiyah (45): 12; QS. al-Thur (52): 6 dan QS. al-Rahman (55): 19, 24.[7]
Berdasarkan data di atas, maka dapat dikatakan bahwa dalam al-Qur’an, term al-Bahr muncul sebanyak 39 kali yang terungkap dalam 32 kali bentuk mufrad dan 6 kali dalam bentukmutsanna, dan penulis mengkrucutkan dengan 3 ayat, sebagai perwakilan dan sekaligus membahas tuntas tentang Pertemuan Air Tawar dan Air Asin Dilautan Menurut Al-Qur’an dan Sains.

D. Pemisahan Air Asin dan Air Tawar Menurut Ayat Al-Qur’an dan Para Mufasir
Pada abad ke-20 para ilmuwan mulai menemukan berbagai contoh perihal bertemunya laut air asin dan sungai air tawar. Dari sanalah diketahui bahwasanya kedua jenis air tersebut tidak saling bercampur. Sedangkan al-Qur’an telah menyebutkan pemisahan kedua jenis air tersebut lebih dari 1400 tahun yang lalu. Sebagaimana terdapat pada beberapa surah dalam al-Qur’an, di antaranya :
1.  Surat Al-Furqon [25] : 53
* uqèdur Ï%©!$# ylttB Ç`÷ƒtóst7ø9$# #x»yd Ò>õtã ÔN#tèù #x»ydur ìxù=ÏB Ól%y`é& Ÿ@yèy_ur $yJåks]÷t/ %Y{yöt/ #\ôfÏmur #Yqàføt¤C ÇÎÌÈ  
Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit, dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.[8]
a). Tafsir Ar-Razi - Imam Muhd Razi Fakhruddin
Menurut Tafsir Ar-Razi, Ada empat jenis penyatuan bukti yang kita tahu bahwa ini adalah bukti kekuasaan Allah. Kemudian Imam Ar-Razi berkata : dua laut yang mengalir itu yang mana menghantar mereka dan berkata : hewan di dalam laut yang mengalir itu apabila tempatnya yang asal akan keliru, dan ia berkata : pemahaman dalam apa yang mengalir itu [Qaf: 5] dinamakan air yang besar di dalam dua laut. Ibn Abbas berkata : Marj Bahrain, yang menghantar mereka di dalam dua laut seperti menghantar kuda di padang rumput dan bertemu keduanya. Dan dia berkata : laut berfaedah membawa maksud dari faedah-faedah yang sempurna dari kejadiannya, sehingga (menjadi) «1» kemanisan, payau dan lawannya, dan bahwa Dia adalah keupayaan yang dipisahkan dan mencegah mereka bersatu, dan menjadikannya satu lautan yang besar.
Tanpa halangan dan kemampuan Allah, Soal pertama : Apakah makna yang mengatakan : batas yang menghalangi ? Jawabannya : adalah perkataan yang ditutunkan ialah sebagai tempat perlindungan ke hidupan laut, yang di sini adalah realiti sebagai metafora, seolah-olah setiap dua laut itu mendapatkan perlindungan dari pemilik dan menyebut bahwa batas itu menghalangi antara keduanya, Rasulallah bersabda : tidak melampaui batas untuk berlindung dengan dia yakni Allah, salah satu metafora kejadian Allah yang terbaik.
Soal kedua : Terdapat air segar di laut, sebagaimana Allah berfirman ? Pertama : bahawa lembah yang dimaksudkan itu seperti Sungai Nil. Kedua : dijadikan laut sebagai tempat untuk berlindung antara yang lain, untuk saya (Imam Muhd Razi) mengatakan : pertama yaitu air lembah lemah karena di dalam lembah tidak ada air garam, dan laut terdapat air garam, namun tidak ada air segar, dan mendapat sepenuhnya manakala yang kedua adalah lemah, karena ada secara alami.
Kesimpulan di sini adalah kemanisan dan kemasinan yang ada karena sifat tanah itu atau air, mereka mesti khatulistiwa, walaupun tidak, dan juga ia mesti menjadi mampu dari sesuatu yang lain kerana itu adalah sifatnya yang khusus/alami.[9]

b). Tafsir Al-Munir - Dr. Wahbah AZ-Zuhaily
Nikmat Allah yang manakah yang engkau telah dustakan, maka dengan yang manakah nikmat atau manfaat ini yang engkau telah dustakan wahai insan dan jin ? maka air yang segar untuk minum dan menyiram tumbuh-tumbuhan dan hewan, dan garam untuk membasmi air kolam dari bakteria, dan memperbaiki lapisan udara, dan telah mengeluarkan mutiara dan marjan, sebagaimana firman Allah : Nikmat Allah yang manakah engkau telah dustakan, maka dengan yang manakah nikmat atau manfaat ini yang engkau telah dustakan wahai insan dan jin ? sesungguhnya Ayat-ayat Allah yang tidak boleh berbohong, tidak dapat dinafikan. Dengan pemasangan jarring dan pukat di laut itu menggunakan bendera, dan Allah adalah tuhan yang menciptakan dan membuat segala-galanya.[10]

c). Tafsir Al-Alusi ( Ruhul Al-Ma’ani )
Al-Alusi mentafsirkan (Ç`÷ƒtóst7ø9$# ylttB “Ï%©!$# uqèdur) sebagai diutuskan untuk bergerak bersama atau mengalir berdampingan. Asal (المسج) seperti yang dikatakan oleh الراغب)) adalah campuran, dinamakan padang rumput yang bercampur tumbuh-tumbuhan padanya. Maksud dengan dua lautan adalah terdapat air tawar yang banyak dan air masin yang banyak dan keduanya tidak diasingkan dengan dua laut yang tertentu, yaitu keduanya adalah mengalir bersama. Dan ini merujuk kepada apa yang telah di sebut di dalam keterangan firman Allah S.W.T : (هذاعذب فرات) yaitu rasa yang sangat manis (tawar ) dan (وهذاملح اجاج) ada pendapat yang mengatakan ia bermaksud kedua laut bercampur dengan campuran yang berbagai yaitu rasa yang sangat tawar dan masin.[11]

Ayat (ا Y{yöt/$yJåks]÷t/ Ÿ@yèy_ur (yaitu dari perkataan arab, yang bermaksud halangan atau sekatan diartikan sebagai lokasi muara sungai, maksud bagi halangan ini adalah seperti yang di katakan oleh Abdul Bin Hamid Wa Ibnu Jarir Wa Ibnu Abi Haitam Dari Hassan  yaitu apa yang bertukar antara keduanya dari bumi seperti bumi menghalang antara lautan dan dikatakan bahawa lautan yang besar lazimnya terpisah lautan dengan sungai yang besar. Maksud pertukaran dan mengalir bersama di sini adalah merupakan tempat berhentinya laut begitu juga sungai. Di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air masin dari laut yaitu di muara sungai. Kemudian, ada pendapat mengatakan maksud bagi tembok atau halangan adalah dari kekuasaan Allah dan perkara yang tak dapat dilihat (ghaib). Dan firman Allah S.W.T : #Yqàføt¤C #\ôfÏm bermaksud sempurna tanpa adanya percampuran.[12]


2.  Surah Ar-Rahman [55] : 19-20
Dalam ayat yang lain disebutkan dalam surah Ar-Rahman [55] ayat 19-20, yang berbunyi :
ylttB Ç`÷ƒtóst7ø9$# Èb$uÉ)tGù=tƒ ÇÊÒÈ   $yJåks]÷t/ Óˆyöt/ žw Èb$uÉóö7tƒ ÇËÉÈ  
  Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.[13]

a). Tafsir Ibn Kathir

ÇÊÒÈ Èb$uÉ)tGù=tƒ Ç`÷ƒtóst7ø9$# ylttB
Maksudnya:“Ia biarkan air dua laut (yang masin dan Yang tawar) mengalir, sedang keduanya pula bertemu.”

Ibn Abbas r.a mengatakan “maksudnya : mengalirkan keduanya.” Maksud firman Allah {b$uÉ)tGù=tƒ} Kemudian bertemu”. Ibn Zaid mengatakan : yang menghalangi kedua lautan itu untuk bertemu, yaitu dengan meletakkan penghalang yang memisahkan antara keduanya. Manakala yang dimaksudkan dengan firman Allah {`÷ƒtóst7ø9$#} adalah asin dan masin. Dan yang manis itu adalah sungai-sungai yang mengalir di tengah-tengah umat manusia.[14]

ÇËÉÈ Èb$uÉóö7tƒ žw Óˆyöt/ $yJåks]÷t/
Maksudnya:“Di antara keduanya ada penyekat yang memisahkannya, masing-masing tidak melampaui semuannya.”
Ayat ini bermaksud bahwa Allah menjadikan penghalang dari tanah antara keduanya agar masing-masing tidak saling melampaui, sehingga ia menimbulkan kerusakan dan menghilangkan sifat yang dikehendaki dari masing-masing lautan tersebut.[15]

b). Tafsir Tantawi Jauhari
Ç{`÷ƒtóst7ø9$# ylttB}
Maksudnya : “Ia biarkan air dua laut (yang masin dan yang tawar) mengalir.”

Sesungguhnya Allah s.w.t telah menjadikan laut yang masin dan laut yang tawar serta sesuai diminum dan membiarkan keduanya itu bertemu. Kita juga melihat bahawa air laut yang tawar itu keluar dari gunung seperti Air Nil di Mesir yang mengalir dari gunung yang terdapat anak bulan di sebalik khatulistiwa dan terus mengalir sehingga tercurahnya air di lautan mediterranian.[16]
Manakala, Allah menjadikan air lautan yang masin tidak melimpah atau melebihi air lautan yang segar yang sesuai untuk diminum dan Allah s.w.t juga tidak menjadikan air lautan yang segar untuk diminum itu sebagai garam laut.[17]

{ÇÊÒÈ b$uÉ)tGù=tƒ}
Maksudnya: “Sedang keduanya pula bertemu.”


Adapun pertemuan dua sungai ini, Allah telah menghalangi keduanya itu dari bertemu dan terdapat sekatan padanya. Yaitu Allah s.w.t telah memisahkan atau menyekat keduanya dari bercampur.[18]
ÇËÉÈ Èb$uÉóö7tƒ žw Óˆyöt/ $yJåks]÷t/
Maksudnya : “Di antara keduanya ada penyekat yang memisahkannya, masing-masing tidak melampaui semuanya.”[19]

Ó{ˆyöt/ $yJåks]÷t/}
Maksudnya : “Di antara keduanya ada penyekat yang memisahkannya.” Ayat ini telah ditafsirkan bahawa sesungguhnya Allah s.w.t telah memisahkan antara kedua laut ini.[20]
{ÇËÉÈ Èb$uÉóö7tƒ žw}
Maksudnya : “Masing-masing tidak melampaui semuanya.” Ayat ini bermaksud bahawa kedua lautan ini tidak bercampur dan tidak bertukar antara keduanya yang mana ia akan menenggelamkan manusia sekiranya kedua lautan ini saling berlebihan atau melampaui batas.

3.  Surah An-Naml [27] : 61
Ayat di atas dapat dikuatkan lagi dengan firman Allah yang lainnya, di antaranya yang terdapat dalam surat  An-Naml (61).
`¨Br& Ÿ@yèy_ uÚöF{$# #Y#ts% Ÿ@yèy_ur !$ygn=»n=Åz #\»yg÷Rr& Ÿ@yèy_ur $olm; źuru Ÿ@yèy_ur šú÷üt/ Ç`÷ƒtóst7ø9$# #¹Å_%tn 3 ×m»s9Ïär& yì¨B «!$# 4 ö@t/ öNèdçŽsYò2r& Ÿw šcqßJn=ôètƒ ÇÏÊÈ  
Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengkokohkannya) dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak mengetahui.
Tafsir Al-Alusi ( Ruhul Al-Ma’ani )
Ÿ(@yèy_ur šú÷üt/ Ç`÷ƒtóst7ø9$# ) dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut yaitu antara air tawar dan laut masin. Dari ( الضحاك ) atau antara laut Paris dan Roma. Dari ( الحسه ) atau laut Iraq dan Syam. Dari ( السد ) atau antara nautika langit dan bumi. Dari (مجا دٌ ) tembok yang menghalangi dari percampuran antara dua laut.[21]

E. Bertemunya Air Asin dan Air Tawar
             Pada abad ke-20 para ilmuwan mulai menemukan berbagai contoh perihal bertemunya laut air asin dan sungai air tawar. Mereka juga mempelajari bagaimana kedua air tersebut dapat berada dalam satu tempat yang sama, namun tidak saling tercampur.
             Para ahli mempelajari tentang bertemunya air laut dan air sungai yang terpisah, dan meneliti sebab-sebab mengapa air laut dan air sungai itu tidak dapat bercampur. Mereka juga melakukan survei keberbagai tempat dimana bertemunya air laut dan air sungai. Adanya penghalang yang memisahkan dua jenis air sungai berbeda ini, juga sudah diteliti dan dibenarkan oleh hasil research ilmu pengetahuan modern. Ini bisa dijelaskan secara ilmiah bahwa  setiap laut memiliki temperatur, kadar garam, dan kepadatan masing-masing. Di bawah ini beberapa penemuan :
1). Cape Town, Afrika Selatan
            Misalnya di bagian selatan dekat Cape Town, Afrika Selatan, terdapat dua sungai yang berbeda. Pertama sungai air asin, sementara yang lainnya adalah sungai air tawar, yang mana saling bertemu. Namun, keduanya tidak pernah bercampur. Kedua aliran sungai itu bagaikan dibatasi oleh satu penghalang. Ombak besar, arus yang kuat dan laut pasang seolah-olah tidak membuat keduanya mampu melampaui penghalang itu.[22]
            Tampak dari kedua jenis sungai yang tidak bercampur itu, sungai air tawar dan sungai air asin, bahwasanya memiliki alasan mengapa keduanya tidak bisa menyatu dan bercampur. Hal tersebut karena sungai air asin di bagian selatan dekat Cape Town memiliki kadar salinitas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan sungai air tawar yang memiliki kadar salinitas yang lebih rendah. Selain itu pula bahwa sungai air asin lebih banyak mengalami penguapan dibandingkan sungai air tawar yang lebih sering mengalirkan airnya dari pada menguap.
            Terpisahnya kedua air itu juga menciptakan warna yang berbeda pula. Air asin cenderung berwarna kecoklatan dan keruh, sedangkan air tawar lebih bening dan segar. Kedua air itu terpisahkan oleh dinding pembatas yang menyekat diantara keduanya.
2). Mediterania dan Samudera Atlantik, Selat Gibraltar
            Contoh yang lain adalah air Laut Tengah (Mediterania) yang terasa hangat, asin, dan ringan. Ketika air Laut Mediterranea memasuki Benua Atlantik melewati selat Gibraltar, yang mana Selat Gibraltar itu memisahkan benua Afrika dan Eropa, tepatnya antara negera Maroko dan Spanyol, terdapatair yang bergerak beberapa ratus kilometer memasuki kedalaman Benua Atlantik hingga sekitar 1000 meter. Namun, karakteristik airnya tetap hangat, asin, dan dengan kepadatan yang ringan juga.
            Arus Selat Gibraltar memang sangat besar di bagian bawahnya. Dalam penelitian modern bidang oseanografi ternyata membuktikan bahwa batas yang menghalangi kedua laut tersebut tak dapat bercampur adalah karena adanya perbedaan salinitas (kadar garam), densitas (kepadatan) dan suhu dari keduanya. Laut Mediterania mempunyai suhu 11,5 derajat C, salinitas > 36,5 per mil, dan kepadatan yang tinggi. Sedangkan Lautan Atlantik memiliki suhu 10 derajat C, salinitas < 36 per mil, dengan kepadatan lebih rendah dari Laut Mediterania.[23]
            Air laut di Laut Tengah memiliki kerapatan dan kadar garam yang lebih tinggi dari air laut yang ada di Samudera Atlantik. Menurut sifatnya, air akan bergerak dari kerapatan tinggi ke daerah dengan kerapatan air yang lebih rendah. Sehingga arus di Selat Gibraltar bergerak ke barat, menuju Samudera Atlantik.
            Namun air laut dari Laut Tengah yang menuju Samudera Atlantik tidak dapat tercampur. Seakan ada sekat yang memisahkan kedua jenis air ini. Bahkan batas antara kedua air dari dua buah laut ini sangat jelas.Air laut dari Samudera Atlantik berwarna biru lebih cerah.Sedangkan air laut dari Laut Tengah berwarna lebih gelap.Inilah keajaiban alam.Tidak hanya itu yang aneh dari perilaku dari kedua air laut ini.Sebagaimana telah disebutkan, bahwa air laut dari laut Tengah yang tidak mau bercampur dengan air laut dari SamuderaAtlantik ini menyusup hingga kedalaman 1000 meter di bawah air laut yang berasal dari Samudera Atlantik.[24]
3). Amazon
            Dua anak sungai yakni Rio Negro dan Rio Salimoes yang bertembungan di wilayah Amazonas, Brazil membentuk sungai induk Amazon. Kedua anak sungai yang membentuk sungai Amazon ini menurun kira-kira 5.000 meter menuju Samudra Atlantik.
            Pertemuan air Rio Negro, sebuah sungai dengan air hitam (hampir semua berwarna hitam), dengan Sungai Amazon atau Rio Salimoes yang berwarna pasir adalah bagian atas hutan Amazon, Brazil. Sepanjang 6 kilometer air sungai ini berjalan beriringan tanpa bercampur.
            Fenomena ini disebabkan oleh perbedaan suhu, kecepatan dan kepadatan dari kedua sungai. Rio Negro mengalir dengan kecepatan hampir 2 km per jam dengan suhu 28˚C, sedangkan Rio Salimoes mengalir dengan kecepatan antara 4 sampai 6 km per jam dengan suhu 22˚C.[25]

F.  Korelasi Antara Al-Qur’an dan Penemuan Sains Tentang Pemisahan Air Asin dan Air Tawar dengan
Pada abad ke-20 baru kita ketahui pemisahan kedua jenis air melalui berbagai fenomena yang telah disebutkan sebelumnya. Namun sebenarnya fenomena alam yang menakjubkan itu sudah disebutkan dalam al-Qur'an sejak 1400 tahun yang lalu. Al-Quran menyebutkan bahwa ada penghalang di antara dua laut yang bertemu dan keduanya tidak bisa melampauinya, sebagaimana terdapat pada Surah Al-Furqon [25] : 53.
* uqèdur Ï%©!$# ylttB Ç`÷ƒtóst7ø9$# #x»yd Ò>õtã ÔN#tèù #x»ydur ìxù=ÏB Ól%y`é& Ÿ@yèy_ur $yJåks]÷t/ %Y{yöt/ #\ôfÏmur #Yqàføt¤C ÇÎÌÈ  
Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan), yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit, dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.[26]

Dari al-Qur’an surah Al-Furqon dapat digaris bawahi bahwasanya Allah berfirman “Dia yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ini tawar lagi segar, dan yang lain asin lagi pahit,….”Akhir-akhir ini ilmuan membenarkan adanya korelasi antara ayat al-Qur’an dan bukti pemisahan dua lautan (air asin dan air tawar) dengan ditemukannya dua jenis air yang memiliki kadar berbeda, dimana keduanya bersisihan dan tidak saling bercampur satu sama lain lantaran adanya perbedaan densitas (kepadatan) dan salinitas (kadar garam). Berikut adalah penjelasan lebih mendetail dari densitas dan salinitas dari kedua air yang berbeda tersebut.
1). Densitas
Densitas air laut merupakan jumlah massa air laut per satu-satuan  volume. Densitas merupakan fungsi langsung dari kedalaman laut, serta dipengaruhi juga oleh salinitas, temperature dan tekanan. Pada umumnya nilai densitas (berkisar antara 1,02-1,07 gr/cm3) akan bertambah sesuai dengan bertambahnya salinitas dan tekanan serta berkurangnya temperatur.[27]Pada suhu 4 C (3,95 C ) air murni mempunyai kepadatan yang maksimum yaitu 1 (satu), sehingga kalau suhu air naik, lebih tinggi dari 4 C kepadatan air atau berat jenisnya akan turun, demikian juga kalau suhunya lebih rendah dari 4 C. Sifat kepadatan air yang demikian itu, maka akan terjadi pelapisan-pelapisan suhu air pada danau atau perairan dalam, yaitu pada lapisan dalam suatu perairan suhu air makin rendah dibanding pada permukaan air. Akan tetapi bila air membeku jadi es, es tersebut akan terapung.
Akibat dari sifat kepadatan air tersebut akan menimbulkan pergolakan atau perpindahan massa air dalam perairan tersebut, baik secara vertikal maupun horizontal. Sifat kepadatan air ini mengakibatkan pada perairan didaerah yang beriklim dingin yang membeku perairannya hanya pada bagian atasnya saja sedangkan pada bagian bawahnya masih berupa cairan sehingga kehidupan organisme akuatik masih tetap berlangsung. Selain itu keuntungan adanya gerakan air ini dapat mendistribusikan atau menyebarkan berbagai zat ke seluruh perairan, sebagai sumber mineral bagi fitoplankton dan fitoplankton sebagai makanan ikan maupun hewan air lainnya.[28] Semua hal tersebut terjadi karena  Tuhan menciptakan sifat dari kepadatan air yang unik.
Sementara dasar perairan merupakan akumulasi pengendapan mineral-mineral yang merupakan persediaan “nutrient” yang akan dimanfaatkan oleh mahluk hidup (yang pada umumnya tinggal didaerah permukaan air karena mendapatkan sinar matahari yang cukup). Pada perairan yang oligotrof (cukup banyak mengandung mineral), aliran vertikal tidak banyak membawa keberuntungan, justru sebaliknya dapat mengendapkan mineral-mineral yang datang dari tempat lain kedasar perairan, mineral-mineral tersebut akan diabsorbsi oleh dasar perairan.
Sedangkan kerugian adanya aliran air yang disebabkan kepadatan air  ini adalah terutama aliran air yang vertikal sering menimbulkan “upwalling” pada danau-danau, sehingga menyebabkan keracunan dan kematian ikan secara masal. Hal ini disebabkan kondisi air yang anaerob (oksigen rendah) dan zat - zat beracun dari dasar perairan akan naik kepermukaan air karena kepadatan air nya bervariasi.
2). Salinitas
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam yang terlarut dalam air. Salinitas juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah.Kandungan garam pada sebagian besar danau, sungai, dan saluran air alami sangat kecil sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam sebenarnya pada air ini, secara definisi, kurang dari 0,05%. Jika lebih dari itu, air dikategorikan sebagai air payau atau menjadi saline bila konsentrasinya 3 sampai 5%. Lebih dari 5%, ia disebut brine.
Air laut secara alami merupakan air saline dengan kandungan garam sekitar 3,5%. Beberapa danau garam di daratan dan beberapa lautan memiliki kadar garam lebih tinggi dari air laut umumnya. Sebagai contoh, Laut Mati memiliki kadar garam sekitar 30%.[29]
Istilah teknik untuk keasinan lautan adalah halinitas, dengan didasarkan bahwa halida-halida, terutama kloridaadalah anion yang paling banyak dari elemen-elemen terlarut. Dalam oseanografi, halinitas biasa dinyatakan bukan dalam persen tetapi dalam “bagian perseribu” (parts per thousand , ppt) atau permil (‰), kira-kira sama dengan jumlah garam untuk setiap liter larutan. Sebelum tahun 1978, salinitas atau halinitas dinyatakan sebagai ‰ dengan didasarkan pada rasio konduktifitas elektrik sampel terhadap "Copenhagen water", air laut buatan yang digunakan sebagai standar air laut dunia.[30] Pada 1978, oseanografer meredifinisikan salinitas dalam Practical Salinity Units (Unit Salinitas Praktis): rasio konduktivitas sampel air laut terhadap larutan KCL standar.[31][32] Rasio tidak memiliki unit, sehingga tidak bisa dinyatakan bahwa 35 psu sama dengan 35 gram garam per liter larutan.[33]
Pada kelanjutan dari QS. Al-Furqon : 53, dapat diketahui pula jika Allah telah menekankan adanya barzakh antara dua jenis air asin dan tawar yang disebabkab oleh adanya perbedaan densitas dan salinitas tersebut. “…, dan Dia jadikan di antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.”
Kemudian daripada itu para ilmuwan kembali menghubungkan dengan yang dimaksud diciptakannya barzakh oleh Allah dalam ayat tersebut dengan munculnya peristiwa-peristiwa alamiah yang mencegah percampuran antara kedua jenis air tersebut. Peristiwa atau fenomena yang terjadi itu menyebabkan terlihatnya batas yang jelas antara keduanya. Menurut sains, sifat kedua lautan ketika bertemu tidak bisa bercampur satu sama lain. Hal ini telah dikemukakan oleh ahli kelautan baru-baru ini. Peristiwa tersebut dikarenakan adanya perbedaan masa jenis, dan gaya fisika yang disebut ‘tegangan permukaan’ dari masing-masing air, sehingga keduanya tidak bercampur dan seolah-olah terdapat dinding tipis yang memisahkannya. Menurut modern ini yang dimaksudkan dengan barzakh, yaitu sebuah fenomena yang lazim disebut Halocline dan Pinocline.
Halocline adalah layer/lapisan yang memisahkan air yang mempunyai salinitas (kadar garam dalam air) yang berbeda.[34] Laut Mediterania (Laut Tengah) mempunyai salinitas, kepadatan air dan suhu yang lebih tinggi dibandingkan Lautan Atlantik. Ketika air dari Laut Tengah memasuki Lautan Atlantik melalui Selat Gibraltar, air tersebut mengalir beberapa ratus kilometer ke Samudera Atlantik di kedalaman sekitar 1000 meter dengan membawa sifatnya sendiri yang suhunya, salinitas dan kepadatannya yang lebih tinggi.
Pycnocline adalah layer atau lapisan yang memisahkan kedua air tawar dan air asin yang mempunyai densitas (kerapatan air) yang berbeda.[35] Zona pycnocline ditandai dengan adanya diskontinuitas kerapatan yang memisahkan dua lapisan.Kejadian seperti ini dapat ditemui di Manaus Amazon. Di mana dua aliran air (sungai) bertemu, bahkan jelas terlihat perbedaan warna airnya, namun mereka tidak saling bercampur karena perbedaan suhu dan kecepatan aliran.

G. Pendapat dan Penemuan Beberapa Tokoh Tentang Pemisahan Air Asin dan Air Tawar dengan Penemuan Al-Qur’an dan Sains
Didalam teks arab, perkataan barzakh membawa maksud dinding atau penghalang. Dingding ini bukanlah suatu bentuk fizikal yang dapat dilihat. Manakala perkataan arab membawa maksud mereka bertemu dan bercampur. Pada permulaannya adalah sukar untuk para pengkaji mengenal pasti apakah yang dimaksudkan dengan dua tindakan berlawanan tersebut. Mereka bertemu dan bercampur tetapi ada dinding atau penghalang antara mereka.
Sains moden telah menemui di tempat di mana dua lautan bertemu akan ada dinding yang memisahkan antara mereka. Dinding atau halangan ini membahagikan 2 laut supaya laut-laut itu tetap mengekalkan suhu , kemasinan dan ketumpatannya masing-masing. Seolah-olah terdapat satu dinding yang menghalang dua laut ini bercampur apabila mereka melalui antara satu sama yang lain.
Tetapi apabila air dari laut yang lain memasuki laut yang satu lagi, maka akan hilang ciri-ciri ketumpatan dan akan manjadi seragam dengan laut yang satu lagi. Dengan ini, tembok ini seolah menjadi satu lautan penyeragaman antara dua laut. Fenomena saintifik ini yang telah dinyatakan di dalam al-Quran diakui benar oleh Dr. William Hay, yaitu seorang ahli merine biology yang terkenal dan merupakan seorang professor di university Sains dan Geology di colandia.[36]
Fenomena ini berlaku di beberapa tempat termasuk pembagian antara Laut Mediteranean dan Lautan Atlantik Gibraltar. Apabila al-Quran menjelaskan tentang pembagian antara laut tawar dan laut masin. Ia sebenarnya menyatakan kewujudan “forbidding partition” dengan tembok tersebut. Malah sains telah menemukan kejadia ini yang berlaku di muara sungai. Di mana air tawar dan laut masin bertemu dan situasinya berbeda dengan pertemuan antara dua laut yang terjadi.[37]
Ia telah berpendapat bahwa apa yang membedakan air segar dan air masin di muara adalah "zon pycnocline dengan kepadatan yang ketara dan ketakselanjaran yang memisahkan dua lapisan”. Pembahagian Ini ( zon pemisahan) mempunyai kemasinan yang berbeda dari dua air tawar dan air garam. Fenomena ini berlaku di beberapa tempat, termasuk Mesir, di mana Sungai Nil mengalir ke Laut Mediterranean.
Antara penemuan berkaitan ayat ini adalah seperti apa yang dikarang oleh penulis buku Mukjizat Sains di dalam al-Quran, H. Bambang Pranggono, Dini Handayani, Bambang Pranggono. Di dalam penulisannya beliau telah menceritakan berkaitan penemuan air mata air dasar laut di pesisiran laut merah.[38]
 Dr. Amal al-Iraqi di Arab Saudi telah membuat kajian bersama beberapa orang ahli kaji Perancis yang bekerja di Nymphea water. Dari hasil penemuannya menyatakan, disepanjang dasar laut merah yang masin terdapat beribu-ribu titik sumber air tawar. Sumber-sumber air tawar ini mengeluarkan air mata air secara terus-menerus malah langsung tidak bercampur dengan air laut yang masin disekitarnya. Seolah-olah terdapat dinding yang memisahkan anatara dua jenis air tersebut. Dengan penemuan ini telah membuktikan apa yang di jelaskan di dalam al-Quran tentang dua laut yang mengalir berdampingan tetapi tidak bercampur.
Pada zaman purbakala, mata air tawar ini berada di daratan.Karena gerakan geologi maka daratan tadi telah terbenam atau sebaliknya permukaan air laut yang telah naik dan telah menyebabkan daratan tadi berada di dasar laut. Tetapi keadaan itu tidak memberi kesan kepada pengaliran air tawar tersebut. mata air tersebut terus mengalir keluar dengan keadaannya yang asal yaitu pada tahap kemasinan yang kurang dari 1.4 gram per liter dan pada suhu yang asalnya yaiitu 17 drajat celcius. Air tersebut mengalir ketika musim panas 80 liter per detik dan pada musim lain 120 -124 liter per detik.
Dengan teknologi yang khusus , air mata air tersebut boleh dialirkan melalui saluran pipa untuk memenuhi keperluan masyarakat di sekitar. Pierre Becker dan Thierry Carlin merupakan antara yang pertama telah mencipta teknologi khusus tersebut untuk mengalirkan air tawar dasar laut itu untuk keperluan masyarakat. Mereka membuat percobaan pertama kali dengan mencoba mengalirkan mata air dasar laut di kawasan Perancis-Itali, dan menurut-Nya, sumber air tawar dasar laut ini terdapat di seluruh dasar laut di dunia.[39]
Di barat di temukan, bahwa air lautan tidak bercampur antara satu sama lain, hanya ditemui akhir-akhir ini oleh Oceanographers (ahli kaji laut). Ini adalah karena daya fizikal yang dipanggil "surface tension", oleh itu, perairan laut yang mengalir bersama tidak akan bercampur. Hal itu disebabkan oleh perbedaan dalam air dan ketegangan permukaan menghalang air-air yang mengalir tersebut dari bercampur antara satu sama lain, seolah-olah ada satu dinding tipis memisahkan antara mereka. Air Sungai Amazon mengalir ke dalam Lautan Atlantik namun masih lagi mengekalkan ciri-ciri asalnya walaupun selepas ia mengalir keluar 200 meter ke tengah Lautan.[40]







There are three main salinity regimes in coastal waterways: stratified; partially mixed
and fully mixed.



H. Kesimpulan
Al-Qur’an yang diturunkan sejak beratus-ratus tahun yang lampau kepada nabi Muhammad S.A.W., adalah merupakan kalam Allah dan bukan ciptaan manusia seperti yang sering didakwa oleh kebanyakan orang yang bukan Islam dan meragui isi kandungan al-Qur’an. Setiap ayat dan perkataan yang ada di dalam kitab suci al-Qur’an adalah dari Allah S.W.T. Bukti-bukti saintifik di dalam al-Quran membuktikan dengan jelas bahawa al-Quran itu dari Allah. Tiada seorang manusia pun yang dapat mengarang sebuah kitab, 1,400 tahun yang lalu, yang mengandungi fakta-fakta saintifik yang terperinci , yang mana hanya dapat ditemui oleh manusia beberapa abad selepas itu.
Pada abad ke-20 para ilmuwan mulai menemukan berbagai contoh perihal bertemunya laut air asin dan sungai air tawar. Dari sanalah diketahui bahwasanya kedua jenis air tersebut tidak saling bercampur. Sedangkan al-Qur’an telah menyebutkan pemisahan kedua jenis air tersebut lebih dari 1400 tahun yang lalu. Sebagaimana dikutip dalam al-Qur’an surah al-Furqon ayat 53:
Dan Dia (Allah) yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan), ini tawar lagi segar, dan yang lain asin lagi pahit, dan Dia jadikan diantara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.”
Ayat di atas merupakan bukti jika benar al-Qur’an merupakan kitab petunjuk yang menjadi rujukan serta kunci ditemukannya berbagai pengetahuan modern.



Daftar Pustaka

Al-Alusi Sayyid Mahmud al Baghdadi, Tafsir Al-Alusi : Ruhul Ma’ani, Darul Kitab Al-alamiah Beirut.

Al-Wahidiy Abu Husayn, Asbab al-Nuzul, Beirut: Dar al-Fikr, 1991.
Az-zuhaily Wahbah, Al-Munir: Surah Al-Furqan ayat 53, Darul Fikir wa al-Ma’asir, 1418 H.

Allmarine, Inter Spacing Design, Sumber : philq8. wordpress/.blogspot/others.
Bagus, Artikel Al-Bahru Dalam Al-Qur’an Suatu Kajian Tafsir Tematik, Http://www..com. 04. 2011.
Baiquni A., Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern, Bandung: Pustaka. 1983.
Djunarsjah Eka, Hidrogafi II Sifat-Sifat Fisik Air Laut, bag IV 2005.
Edukasi Sentra, Kepadatan Air Density Air Berat Jenis, http://www..com. 06, 2011.
Goetz, P. W. (ed.): "The New Encyclopaedia Britannica (15th edn)", Chicago : Encyclopaedia Britannica Inc., 1986.

Halocline, http://en.wikipedia.org/wiki, 29, 01, 2012.
Ibrahim, I. A. A Brief Illustrated Guide To Understanding Islam, 2nd Ed. Publisher : Darussalam, Texas-USA 1997.
Ibn Kasir Al-Dimasyqi Al-Imam, Tafsir Ibn Kasir Surah Ar-Rahman, Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2000.

Lewis, E.L. The Practical Salinity Scale 1978 and its antecedents, English : IEEE J. Ocean, 1980.

Ltqalhikmah, Feed, /http://.com.
Naik Zakir, The Quran and Modern Science : Compatible or incompatible ?, Islamich Research Foundation, 2000.

Razi Fakhruddin Imam Muhd, Tafsir Al-Razi: Surah Al-Furqan ayat 53, Darul Ihya’ At-Turath Al-Arabi, 1420 H.

Shihab M. Quraish, et al., Sejarah dan Ulum al-Quran, Cet.I; Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999.

Pranggono Bambang dan Handayani Dini, Mukjizat sains dalam Al-Quran: Menggali Inspirasi Ilmiah, Bandung: Ide islami, 2006.
Tantawi Jauhari Asy-Syeikh, Al-Jawaher Fi Tafsir Al-Qur’an Al-Karim, Juzu’dua Puluh Empat, Huquk Tabi’ Mahfuzah, 1434 H.

The Key To Understanding Islam, Quranic Saintific Explanations, Quran And Ocean,  . com / en /. 4 Desember 2012.

Uniknya, Category Berita, Http//:www.Com.
Unesco (1981a). The Practical Salinity Scale 1978 and the International Equation of State of Seawater 1980.

-------------------, Background papers and supporting data on the Practical Salinity Scale 1978. 

-------------------,The International System of Units (SI) in Oceanography, 1985.
Yunus Mahmud, Kamus Arab Indonesia, Jakarta: Hidakarya Agung, 1992.


                                                                                                                                                                                           




[1] Baiquni, Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern  (Bandung : Pustaka, 1983), 1.
[2] Surah Ar-Rahmaan [55] ayat 19-20.
[3] Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia (Jakarta : Hidakarya Agung, 1992), 161.
[4] M. Quraish Shihab, et al., Sejarah dan Ulum Al-Quran (Jakarta : Pustaka Firdaus, 1999), 78.
[5] Abu Husayn Al-Wahidiy, Asbab Al-Nuzul (Beirut: Dar al-Fikr, 1991), 4.
[6] Artikel Bagus, Al-Bahru Dalam Al-Qur’an Suatu Kajian Tafsir Tematik, Http://www..com. 04. 2011.
[7] Abu Husayn, Asbab,... 95.
[8] Surat al-Furqon (25) : 53.
[9] Imam Muhd Razi Fakhruddin, Tafsir Al-Razi: Surah Al-Furqan Ayat 53 (Darul Ihya’ At-Turath Al-Arabi, 1420 H),), 100-101.
[10] Wahbah Az-Zuhaily, Al-Munir: Surah Al-Furqan Ayat 53 (Darul Fikir Wa Al-Ma’asir, 1418 H). Jilid. 27, 206.
[11] Abu Al Sana Shihab Al Din Al Sayyid Mahmud Al Alusi Al Baghdadi, Tafsir Al-Alusi : Ruhul Ma’ani  (Darul Kitab Al-Alamiah Beirut ). Juz 10, 33.
[12] Abu , Tafsir Al-Alusi Ruhul,... 34.
[13] Surah Ar-Rahman [55] : 19-20.
[14] Al-Imam Ibn Kasir Al-Dimasyqi, Tafsir Ibn Kasir Surah Ar-Rahman (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2000), 6.
[15]  Ibid,.
[16] Al-Ustaz Al-Hakim Asy-Syeikh Tantawi Jauhari, Al-Jawaher Fi Tafsir Al-Qur’an Al-Karim, Juzu’dua Puluh Empat (Huquk Tabi’ Mahfuzah, 1434 H), 17.
[17] Ibid,.
[18] Ibid,.
[19] Ibid,.
[20] Ibid,.
[21] Abu, Tafsir Al-Alusi,... Juz 10 , 217.
[22] Allmarine, Inter Spacing Design, Sumber : Philq8. Wordpress/.blogspot/others.                                  
[23] Ibrahim, i. A. A Brief Illustrated Guide To Understanding Islam, 2nd Ed. (Publisher : Darussalam, Texas-Usa 1997).
[24]  Ltqalhikmah, Feed, /Http://.Com.
[25]  Uniknya, Category Berita, Http//:Www.Com.
[26] Surat Al-Furqon (25) : 53.
[27] Eka Djunarsjah, Hidrogafi Ii Sifat-Sifat Fisik Air Laut, Bag Iv (2005).
[28] Sentra Edukasi, Kepadatan Air Density Air Berat Jenis, Http://Www..Com. 06, 2011.
[29] Goetz, p. W. (ed.): "The New Encyclopaedia Britannica (15th edn)", (Chicago : Encyclopaedia Britannica Inc., 1986), vol. 3, 937.
[30] Lewis, e.l. The Practical Salinity Scale 1978 And Its Antecedents.( English : Ieee j. Ocean, 1980), oe-5(1) : 3-8.
[31] Unesco (1981a). The Practical Salinity Scale 1978 And The International Equation Of State Of Seawater 1980. Tech. Pap. Mar. Sci., 36, 25.
[32] Unesco (1981b). Background Papers And Supporting Data On The Practical Salinity Scale 1978. Tech. Pap. Mar. sci., 37, 144.
[33]  Unesco (1985). The International System Of Units (Si) In Oceanography. Tech. Pap. Mar. Sci., 45, 124.
[34] Halocline, Http://En.Wikipedia.Org/Wiki, 29, 01, 2012.
[35] Ibid,.
[36] Zakir Naik, The Quran And Modern Science : Compatible Or Incompatible ?, (Islamich Research Foundation, 2000), 22.
[37] Bambang Pranggono Dan Dini Handayani, Mukjizat Sains Dalam Al-Quran: Menggali Inspirasi Ilmiah (Bandung: Ide Islami, 2006), 55-56.
[38]   Ibid,... 55.
[39] Ibid,... 55/56.
[40] The Key To Understanding Islam, Quranic Saintific Explanations, Quran And Ocean, Http://Www. Com/En/. 4 desember 2012